komik My Little Monster karya komikus Robico juga menceritakan kisah hubungan romantis di antara dua insan manusia. Seri yang judul aslinya Tonari no Kaibutsu-kun (Monster yang Duduk di Sebelahku) ini diserialisasikan di majalah Dessert milik penerbit Kodansha dari tahun 2008 hingga 2013. Di Indonesia komik ini telah diterbitkan oleh penerbit m&c sejak Januari 2014, hingga tamat di buku terakhirnya, yaitu buku ke-12, pada Juli 2015.
Tokoh utama dalam komik ini adalah Shizuku Mizutani, cewek SMA penyendiri yang tak peduli hal lain selain serius belajar demi menjadi wanita karir yang banyak uang di masa depan. Ia diminta oleh guru sekolahnya untuk mengantar materi pelajaran kepada teman sekelasnya, Haru Yoshida, yang diskors karena terlibat perkelahian di hari pertama sekolah. Walau sering terlibat keributan, Haru sebenarnya cowok yang polos dan baik hati, hanya saja gagap soal cara berhubungan sosial yang wajar. Kunjungan Shizuku ke rumahnya membuat Haru menganggap Shizuku sebagai temannya dan berusaha mendekati Shizuku sampai ia jatuh hati pada gadis itu. Maka dimulailah lika-liku hubungan yang rumit antara dua anak muda yang bermasalah dalam pergaulan itu.
Pola Perkembangan Hubungan Asmara
Dalam cerita-cerita komedi romantis, ada suatu pola yang sering ditemui. Seorang cowok dan seorang cewek bertemu, awalnya mereka tidak akur, tapi semakin mereka saling mengenal, semakin mereka saling memahami dan merasa suka kepada satu sama lain, hingga terjalin hubungan asmara. Pola seperti ini dapat ditemukan dalam bermacam-macam media di berbagai negara, bukan cuma komik dan animasi Jepang. Lihat saja film Beauty and the Beast yang diproduksi oleh Disney (1991) misalnya. Maka tak salah jika dalam lagu tema film tersebut, cerita semacam ini disebut sebagai “tale as old as time” (kisah setua zaman).
Sementara dalam My Little Monster, perkembangan hubungan antara Shizuku dan Haru lebih kompleks. Pertemuan antara mereka berdua segera menjadi ketertarikan sepihak dari Haru kepada Shizuku. Shizuku tak langsung membalas perasaan itu, karena menganggap Haru sebagai beban yang mengganggu kekhusyukan belajarnya. Tapi perhatian dari Haru yang sangat kentara ternyata membuka Shizuku pada perspektif dan pengalaman baru yang membuatnya terpikat pada Haru di bab 4.
Kaibutsu 1
Tapi setelah perasaan saling suka itu ada pun, perkembangan hubungan asmara mereka tetap saja tidak lancar. Shizuku yang masih bimbang dengan perasaan yang baru dialaminya, tingkah laku Haru yang nyeleneh termasuk dalam menunjukkan perhatiannya pada Shizuku, serta kesulitan mereka berdua untuk menceritakan secara terbuka masalah-masalah yang mereka rasakan; banyak menimbulkan miskomunikasi dan pertengkaran di antara mereka. Keberadaan karakter-karakter lain yang juga menaruh perasaan pada Shizuku juga menambah rumit hubungan mereka dengan rasa cemburu.
Tapi melalui masalah-masalah itu, keduanya kembali belajar mengenai diri masing-masing dan diri pasangannya. Mereka masih dapat mengintrospeksi mengapa keberadaan satu sama lain berarti bagi diri mereka, dan secara bertahap mengurangi kesalahan-kesalahan dalam hubungan mereka. Jadi dalam kisah ini, hubungan asmara antara Shizuku dan Haru bukanlah hasil akhir yang perlu dicapai kemudian selesai begitu saja. Tapi hubungan itu adalah sebuah proses yang perlu diperbaiki dan diperbaharui secara berkesinambungan.
Tumbuh dengan Persahabatan
Tidak kalah pentingnya dari perkembangan hubungan yang rumit antara Shizuku dan Haru, adalah lingkaran persahabatan yang tumbuh di sekeliling mereka. Dimulai dari teman sekelas mereka, Natsume si blogger kesepian dan Sasahara yang pernah satu SMP dengan Haru, keduanya memperhatikan hubungan Shizuku dan Haru dan membantu hubungan itu tumbuh. Dari situ semakin banyak juga cowok dan cewek lainnya, baik dari sekolah mereka sendiri maupun dari luarnya, yang ikut terlibat dan meluangkan waktu bersama, memberi berbagai pengalaman dengan menempuh berbagai kegiatan. Teman-teman Shizuku dan Haru pun ikut mengalami dinamika mereka sendiri, baik dalam hubungan pertemanan, hingga hubungan asmara.
Kaibutsu 2
Dari hubungan keduanya yang berlika-liku, Shizuku dan Haru juga jadi mengenal dan meluangkan waktu mereka bersama orang-orang itu. Shizuku tetap berpegang teguh pada mimpinya, tapi juga menjadi lebih apresiatif terhadap pengalaman-pengalaman bersama teman-temannya selain belajar. Haru yang tadinya gagap bergaul menjadi lebih supel dalam bergaul dengan orang lain. Sisi persahabatan inilah yang memberi nilai tambah pada seri komik ini, menjadikannya lebih dari sekedar hanya cerita romance.
Penutup
Mari Kotani pernah berpesan bahwa salah satu keunggulan komik shōjo adalah fokusnya pada karakter dan hubungan interpersonal di antara mereka. My Little Monster adalah komik yang mampu menggambarkan perkembangan hubungan itu dengan baik. Kompleksitas hubungan antara Shizuku dan Haru, serta pertumbuhan lingkar pergaulan mereka, memberikan banyak pengembangan karakter yang menarik untuk diikuti. Hubungan-hubungan yang dibangun dalam kisah ini menjadi hal yang berharga bagi semua karakternya.