Roxane masih sangat muda ketika memutuskan menikah dengan Zito.
Waktu itu ia begitu memuja Zito hingga langsung menerima lamaran pria
itu.
Seiring berjalannya waktu, Roxane mendapati pernikahannya tidak seindah yang ia bayangkan. Sikap tegas Zito yang dulu dianggapnya tanda kedewasaan, kini menjadi ciri kediktatoran pria itu. Sikap posesif dan protektif Zito yang dulu terasa manis dan menyenangkan, kini begitu menyesakkan. Roxane pun akhirnya memutuskan pergi meninggalkan Zito dan membangun kehiidupan bagi dirinya sendiri.
Setahun setelah perpisahan itu, mereka bertemu kembali. Ketika malam penuh hasrat yang mereka lewati bersama membuahkan bayi, Roxane dihadapkan pada dua pilihan berat: tetap mempertahankan kemandiriannya dengan menyembunyikan kehamilannya atau kembali pada Zito.
Seiring berjalannya waktu, Roxane mendapati pernikahannya tidak seindah yang ia bayangkan. Sikap tegas Zito yang dulu dianggapnya tanda kedewasaan, kini menjadi ciri kediktatoran pria itu. Sikap posesif dan protektif Zito yang dulu terasa manis dan menyenangkan, kini begitu menyesakkan. Roxane pun akhirnya memutuskan pergi meninggalkan Zito dan membangun kehiidupan bagi dirinya sendiri.
Setahun setelah perpisahan itu, mereka bertemu kembali. Ketika malam penuh hasrat yang mereka lewati bersama membuahkan bayi, Roxane dihadapkan pada dua pilihan berat: tetap mempertahankan kemandiriannya dengan menyembunyikan kehamilannya atau kembali pada Zito.