Ketika bisnis humas yang dibangunnya di ambang kehancuran, Robyn
ditawari kakaknya untuk menjalin kerja sama dengan Clay Lincoln. Selain
amat kaya dan amat sangat tampan, Clay mungkin dapat mewujudkan semua
mimpi Robyn untuk mengembangkan perusahaannya. Namun ada satu hal yang
tak diketahui orang lain; Robyn masih menyimpan dendam kepada Clay
karena cintanya ditolak mentah-mentah pria itu bertahun-tahun lalu. Dan
luka itu masih menganga sampai sekarang.
Clay, yang tampaknya tak menyadari luka yang ia tinggalkan di hati Robyn, kini menawarkan kerja sama bisnis yang menggiurkan. Ia akan menyuntikkan tambahan modal ke perusahaan wanita itu tapi tidak akan ikut campur dalam urusan perusahaan, alias hanya sebagai partner tidur. Walaupun demikian hati kecil Robyn mengatakan pria itu bukan hanya ingin menjadi partner "tidur" dalam urusan bisnis... tetapi juga dalam kehidupan pribadinya.
Clay, yang tampaknya tak menyadari luka yang ia tinggalkan di hati Robyn, kini menawarkan kerja sama bisnis yang menggiurkan. Ia akan menyuntikkan tambahan modal ke perusahaan wanita itu tapi tidak akan ikut campur dalam urusan perusahaan, alias hanya sebagai partner tidur. Walaupun demikian hati kecil Robyn mengatakan pria itu bukan hanya ingin menjadi partner "tidur" dalam urusan bisnis... tetapi juga dalam kehidupan pribadinya.