Sebuah Kota kecil dipadang pasir, telah lama tidak mendapatkan sentuhan sinar matahari. Hal itu disebabkan oleh Count, salah seorang Immortal yang menguasai sebuah kastil didekat kota tersebut. Count mempunyai kemampuan untuk mengendalikan para Undead sehingga penduduk kota kecil itupun diteror oleh Undead. Telah banyak penduduk kota yang dirubah menjadi Undead sehingga warga kota menjadi putus asa.
Disaat itulah muncul seorang anak kecil yang membawa sebuah peti mati kemana-mana sambil bernyanyi-nyanyi memasuki kota. Disitu ia kemudian menolong seorang anak gadis bernama Alnika, anak dari Sheriff Kota tersebut, yang tengah diserang oleh para undead. Anak kecil tersebut bernama Jango dan ia mengaku sebagai seorang pemburu Vampir. Ia mampu merasakan dimana matahari akan muncul dan dengan lempengan peti mati yang dibawanya ia membelokkan arah matahari sesukanya dan menghancurkan para Undead yang terkena sinar tersebut.
Alnika sendiri saat itu membawa tanaman bunga matahari kesayangannya yang sudah nyaris mati karena sudah lama tidak mendapatkan sinar matahari, namun tanaman tersebut mengatakan kepada Alnika bahwa ia menunggu seorang anak spesial. Saat Jango mengarahkan sinar matahari ke para Undead, tanaman Bunga Matahari milik Alnika terkena sinarnya dan menjadi hidup serta dapat berbicara.
Bunga matahari tersebut bernama Otenko, sebenarnya ia adalah seorang peri matahari yang menurutnya Jango adalah seorang anak spesial yang disebutnya sebagai Bocah Matahari, yaitu seorang anak yang berasal dari keturunan bangsa Matahari. Hanya bangsa Matahari saja yang mampu mengubah peri matahari seperti Otenko menjadi sebuah senjata khusus yang bisa digunakan untuk menghancurkan bangsa Undead, Vampir serta para Immortal.
Sejak itu dimulailah perjalanan Jango untuk membasmi para Vampir dan makhluk kegelapan sambil mencari kakaknya
